Sang Guru & Murid

Pada suatu hari seorang murid yang baru insyaf bertanya kepada guru agamanya
"Wahai guru, sebelum aku bertemu dengan anda, aku pernah bertemu dengan seseorang lalu dia mengajarkan aku banyak hal. Sejak saat itu, aku resmi menggapnya sebagai guru, begitu pula sebaliknya, beliau menggapku sebagai salah satu murid yang pernah beliau ajari tentang apa yang kami inginkan. Aku selalu bersama dengan beliau, menapaki jalan yang berbatu hanya dengan beralaskan kemampuan dari diri kami. Namun kebersamaan itu tidak berlangsung lama sebab kami dipisahkan oleh satu hal yang tidak pernah kami duga sebelumnya, yaitu sang guru terbunuh oleh musuhnya dengan cara yang ganas.
"Guru, meski kini dia telah tiada, dan aku sekarang telah menemukan guru yang baru, apakah masih layak aku menggapnya sebagai guru?"
Sang guru menjawab
"Tentu anakku, dia tetap gurumu. Meskipun hanya sebuah huruf yang pernah diajarkan, orang itu tetaplah guru kita sepanjang masa."
"Lalu bagaimana jika yang dia ajarkan adalah ilmu kesesatan? Ilmu yang bertentangan dengan agama? Apakah dia akan tetap menjadi guruku?"
Sang guru tersenyum lalu berkata
"Bagaimana mungkin engkau bisa mengingkari adanya api yang pernah menyengat kulitmu? Api itu akan tetap ada meskipun kau tidak menyukainya. Hidup ini adalah sebuah perjalanan yang tidak selamanya lurus, tidak selamanya akan mulus". Kamu bisa belajar banyak hal dari yang pernah kamu alami. Allah SWT sengaja mempertemukan kamu dengan orang yang salah terlebih dahulu, supaya ketika kamu menemukan HidayahNYA, kamu bisa lebih cepat paham makna sebuah penghambaan kepadaNYA".

Hikmah dari kisah ini adalah bahwa kita tidak boleh ingkar atas apa yang kita pernah dapatkan dulu, atas apa yang pernah kita sukai dulu meskipun sekarang kita justru muak padanya. Karena kekeliruan masa lalu adalah satu pelajaran penting agar kita bisa lebih berhati-hati dalam menjalani sebuah kebenaran. Kita tidak akan pernah merasakan nikmatnya kebahagiaan jika kita tidak pernah merasakan sakitnya penderitaan. Kita tidak akan pernah bisa menyadari arti sebuah kebenaran jika kita ingkar akan kekeliruan yang pernah kita lakukan.

Tahukah anda siapa sosok guru dalam kisah ini?
Beliau adalah seorang wali Allah yang telah mengajak nenek moyang kita untuk berjalan di jalan yang di ridhoi Allah SWT, jalan yang diajarkan oleh kanjeng Nabi Muhammad SAW hingga kitapun menikmatinya. Beliau lah sang murabbi kita KANJENG SUNAN KALIJAGA.

KATA-KATA BIJAK & MOTIVASI

Cukuplah keimanan yang menjadi peneduhmu dikala sengatan mentari menembus alam raya yg fana ini!
Jangan membuat diri anda menjadi baik karena sesuatu, tapi jadikanlah sesuatu menjadi baik karena ANDA!!! 
Janganlah berambisi untuk mendapatkan hasil yang terbaik, namun berusahalah untuk melakuan suatu dengan proses yang sebaik-baiknya!
Jangan pernah datang karena menginginkan sesuatu yang anda butuhkan, tapi datanglah untuk menawarkan apa yang bisa anda lakukan untuk orang yang membutuhkan!
Jangan beranggapan remeh pada sesuatu yang kecil, namun jadikanlah sesuatu yang kecil itu menjadi pembesar bagi diri anda!
Aku tidak dapat memastikan bahwa perubahan akan memperbaiki sesuatu, tetapi aku dapat memastikan bahwa untuk menjadi lebih baik sesuatu harus dirubah!

DOWNLOAD FILM MERAIH MIMPI

Film Meraih Mimpi yang mana adalah Film Animasi Indonesia berjenis musical hadir ke layar bioskop Indonesia. Semoga ini adalah awal kebangkitan film kartun Indonesia. Saya sendiri merasa kagum  dengan kualitas gambar dan ceritanya. Dengan pengisi suara yakni Gita Gutawa, Patton ‘idola Cilik’, Uli Herdinansyah, Surya Saputra, Shanty, Cut Mini, Indra Bekti dan Jajang C. Noer.
Film ini diawali dengan seorang gadis yang bernama Dana ( Gita Gutawa ) terpaksa mengikuti sebuah tradisi patriarkis di kampung. Disamping itu ada masalah besar yang melibatkan keluarga Dana dan seluruh warga kampung dengan pajak tanah yang besar karena ulah juragan tuan tanah yang kejam. Rencana awal tuan tanah Pairot hendak mengusir seluruh penduduk kampung untuk membangun perhotelan dan kasino.
Nah, disinilah cerita Meraih Mimpi mulai menarik untuk disimak. Akibat kejadian itu, Dana ingin mempertahankan kampungnya dan melawan tuan tanah pairot dengan melanjutkan sekolah melalui kompetisi beasiswa.
Dana mempunyai teman binatang hutan dan Rai ( Patton Idola Cilik ) yakni adiknya yang membuat Dana sukses meraih beasiswa dan juga rahasia besar tuan tanah Pairot akan identitas yang sebenarnya.
Inti cerita Film Meraih Mimpi yg disutradarai oleh Phil Mohamad Mitchell ini mengisahkan seorang anak perempuan dan Keluarga yang menyayangi binatang dan lingkungan dengan tidak pernah berhenti untuk bermimpi dan berjuang.
Film Meraih Mimpi ini ditulis oleh Nia Dinata dan Philip Stamp mulai ditayangkan di bioskop pada tanggal 16 September 2009 lalu.

Download Film Meraih Mimpi

HUKUM DAN ETIKA PEMERINTAHAN

Dalam dua perode pemerintahan terakhir ini (perode 2004-2009 dan perode 2009-2014), banyak sekali kejanggalan-kejanggalan yang kita temukan di dalam ranah perpolitikan di negeri ini. Kasus korupsi yang tak mampu teratasi, suap demi perlindungan hukum yang semakin marak terjadi di kalangan elit politik, bermunculnya mafia hukum, mafia keuangan negara dan lain-lain. Menurut hemat saya, hal itu tidak serta merta terjadi karena prinsip kenegaraan yang dianut oleh bangsa Indonesia. Bahkan prinsip yang dianut adalah bagian kecil dari penyebab maraknya berbagai persoalan pemerintahan yang tak henti-hentinya dibicarakan oleh berbagai kalangan di negera Indonesia.

Kalau kita meninjau sejumlah penjelasan tentang sekelumit permasalahan yang timbul, maka hukumlah yang akan menjadi akhir dari segala perbincangan yang dibangun. Ada apa dengan hukum kita? Apakah sistem hukum Indonesia berbeda dengan sistem hukum di negara-negara lain yang notabenenya adalah negara demokrasi? Bagaimana kita melihat negara Korea Selatan yang secara teori, sistem pemerintahan yang mereka anut sama dengan Indonesia,  sama-sama meniru sistem pemerintahan yang berinduk di negara Amerika Serikat.

Masih dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan yang sudah pasti di dalamnya menyangkut persoalan penegakkan hukum sebagai satu sistem yang tak terlepas dari pelaksanaan pembangunan dan juga proses kenegaraan. Yang lebih penting dari itu adalah hukum merupakan parameter tindakan yang sudah, sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai suatu penunjang utama dalam proses pelaksanaan pembangunan negara.

Di ranah hukum kita, begitu banyak terdapat kejanggalan-kejanggalan baik yang muncul akibat ketidak seriusan aparatur dalam menegakkan aturan maupun sebagai refleksi dari tidak efektifnya kinerja Yudikatif. Memang sebagai suatu sistem, kolaborasi antara sejumlah instansi itu sangat diperlukan, tapi bagaimana dengan kolaborasi yang terjadi di luar aturan sebagai bagian dari transaksi politik yang tentu merugikan kalangan masyarakat sebagai konsumen hukum? Banyak perspektif yang bermunculan yang kesemuanya itu sarat akan kritikan-kritikan, baik untuk kalangan eksekutif, legislatif maupun yudikatif bahkan hubungan dari ketiganya.

POLITIK DAN POLITIKUS

Politik, adalah satu kata yang selalu ada dalam benak kita ketika kita melihat, atau mendengar sejumlah persoalan yang menyangkut eksistensi negara Indonesia ditinjau dari berbagai aspek, mulai dari aspek ekonomi, sosial, budaya sampai pada aspek religi. Hal apa yang paling utama melintas dalam pikiran kita jika bermunculan sejumlah persoalan-persoalan politik di negeri ini yang tak kunjung usai? Persepsi setiap orang tentulah berbeda-beda, tetapi bagaimana jika penulis mengatakan bahwa itu adalah persoalan KEPENTINGAN? Setujukah anda dengan pernyataan saya tersebut?

Kata kepentingan merupakan satu pokok persoalan yang tak henti-hentinya diperbincangkan oleh banyak kalangan di negeri ini dan partai politik adalah pemicu utamanya menurut saya. Kenapa saya mengatakan demikian, padahal partai politik merupakan suatu wahana para elit kita terutama saat perebutan singgasana kekuasaan yang mereka inginkan? Bukankan partai politik juga memiliki ideologi dan konsep yang sangat manis ketika diperdenganrkan  pada masyarakat? Hal ini merupakan sesuatu yang patut diperbincangkan dan dicari solusinya demi menemukan tujuan demokrasi yang sesungguhnya.

Perspektif ilmu pengetahuan tentang politik Indonesia adalah untuk melakukan pencapaian tujuan yang menjadi dasar ideologi dan tujuan-tujuan lain mengikuti perkembangan zaman yang menyangkut pendidikan demi menciptakan generasi yang tak hanya mampu bertahan hidup melainkan mampu untuk bersaing di ranah global.

Nah, kembali pada proses perpolitikan Indonesia yang selalu menuai kritik dari sejumlah kalangan, hal yang menurut saya lucu tentang kolaborasi antara politisi dan partai politik adalah ketika kita melihat seorang politisi yang begitu gigihnya berjuang dalam partainya dengan dalih untuk memperjuangkan ideologi partai lalu tiba-tiba dia pindah ke partai lain yang berbeda ideologi lalu kembali berjuang sebagaimana dia berjuang di partainya yang lama dengan dalih yang sama. Secara prinsip pasti politisi tersebut tidak berjuang karena ideologinya maupun ideologi partai melainkan karena ambisinya untuk mendapatkan suatu kekuasaan yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dan golonganya. Alangkah lucunya ketika kita sebagai insan intelek menyaksikan hal semacam itu. Terlalu naif jika politisi semacam itu berani mengatakan "memperjuangkan idealisme".

Interaksi politik yang berlangsung sejak awal masuknya Indonesia ke gelanggang reformasi, boleh dibilang jauh lebih terpuruk ketimbang masa orde baru. Banyaknya partai politik yang turus serta meramaikan ritual demokrasi sejak tahun 1999 telah melahirkan sejumlah permasalahan-permasalah politik baik antar partai politik maupun masalah dalam internal partai itu sendiri. Ada partai politik yang dengan gagah berani mengibarkan bendera kesejahteraan masyarakat maritim, agraris. Ada partai yang mengibarkan bendera perdamaian, ketentraman hidup berbangsa dan bernegara, dan lain sebagainya. Secara teori, hal itu memang sangat bagus karena suatu negara adalah merupakan sebuah sistem, harus ada saling keterikatan antara sejumlah ideologi dalam proses pencapaian tujuan, terlebih lagi antara subsistem harus ada keseimbangan dalam upaya mencapai tujuan bangsa. Tapi bagaimana mungkin hal itu bisa tercapai jika antara sub sistem tidak ada kekompakan bahkan yang muncul adalah saling menjatuhkan satu sama lain antara satu parpol dengan parpol yang lain, antara seorang politisi dengan politisi yang lain.

Seorang ahli pernah mengatakan bahwa politik itu memiliki dua sifat, yaitu sifat ular dan merpati. Dalam proses perebutan kekuasaan tak ada seorang pun politisi yang menunjukkan karakter ularnya, semua berlomba-lomba memberikan bumbu penyedap dalam setiap kampanye demi mendapatkan simpati masyarakat, tetapi setelah itu barulah muncul karakter ular yang diam-diam selalu menjadi predator di negeri sendiri. Hal itu telah terbukti di negara Indonesia saat ini. Kejujuran dan keadilan hanyalah menjadi konsep yang akan dipajang di mading dan bukan lagi disimpan di hati lalu diimplementasikan.

Sampai kapankan Indonesia akan seperti itu? Haruskan kita melakukan pergantian sistem? Ataukan kita biarkan saja berharap suatu saat akan berubah?